Sabtu, 11 April 2009

Wahai pemilik jiwa...

Wahai pemilik jiwa...



Gemericik suara membawa jiwa

Rapuh oleh peluh

Tetesan embun membasahi peraduan

Sejuk lagi menyegarkan

Aku melantunkan segenap harap kala pertanyaan itu hadir

Meletup dan kian keras bergemuruh


Seketika itu aku bersimpuh

Dengan segala keAkuanku

Dengan segala ketololanku

Dengan segala yang segalanya bukan milikku

Dan dengan itu aku bersenandung pilu..


Wahai pemilik jiwa...

Hidupku bagai garis lurus

Tak bisa kembali ke masa lalu

Tetapi hidupku juga berliku

Tak bisa menghindari indahnya romansa ujian dan kenikmatan itu


Wahai pemilik jiwa...

Hidupku bagai bulatan bola

Tiada berujung tiada pula berpangkal

Bagaimana aku mengakhirinya?

Aku ingin seindah sewaktu Aku terlahir dulu


Wahai pemilik jiwa...

Hidupku melangkah terus ke titik akhir

Bagaimana Aku bisa sampai di sana dengan kebahagiaan?

Aku tidak ingin menderita dalam murka


Wahai pemilik jiwa...

Hidupku terkadang sporadis

Mengapa harus begitu?

Padahal aku mau semuanya berjalan sesuai yang Aku mau


Wahai pemilik jiwa...

Argghhh...

Ragaku lelah!

Jiwaku mulai kosong!

Apa yang harus kulakukan?


Sang pemilik jiwa mendengar dan berseru

Wahai kamu yang bersimpuh padaKu...

Tidakkah kamu memperhatikan???

Untukmu telah Ku tundukkan langit dan bumi

Tidakkah kamu menyadarinya???

Semua ada untuk kepentinganmu

Tidakkah kamu mensyukurinya???

Atas segala kesempurnaan itu..

Lahir dan batin

Maka nikmatKu yang manakah yang Kau dustakan???


Tak sanggup Aku menahan tetes demi tetes air mata yang mengalir

Begitu deras, begitu hangat, dan begitu menggetarkan jiwa

Semua pertanyaan itu sirn a seketika

Tertiup dinginnya nuansa kala itu

Kata tak dapat terangkai

Atas makna yang telah terungkap

Begitu indah, lugas, dan menggoyahkan sisi humanis

Tak dapat terlihat

Tak dapat terbaca

Tapi dapat Aku rasakan


Wahai pemilik jiwa...

Terima kasih telah menjawab semua pertanyaan yang berkecamuk dalam hatiku...


gitacintanya wilis

1 komentar:

Wilis Windar Astri mengatakan...

saya sangat suka dengan puisi ini...
bagus..
mengalir dari hati...bukan otak!