Kamis, 28 Oktober 2010

The Last Man Standing: He Who Can Talk To the Stranger

I was really sick for two days. Not because anything, but because I was trying to accept that God is really love this beautiful country, Indonesia. Rearranging what I’ve been watching for two days, is something easy to find that the whole tragedies was something which I called “love and hope”

Wasior, Mentawai, and Merapi..

God, that’s your scenario which can makes me waking up when I felt safely. From those, I got the deeply wisdom…



Agaknya terlalu banyak duka yang terselip belakangan hari ini. Sungguh, sebuah kedukaan yang teramat mendalam atas rentetan tragedy alam yang menimpa Indonesia. Mungkinkah ini azab? Atau mungkin teguran yang berjuta kali Tuhan hantarkan pada para khalifah, pemimpin muka bumi ini? Entahlah… Tapi yang saya yakini bahwa Tuhan telah menunjukkan kepada kita semua tanda-tanda kebesaran-Nya. Tuhan tunjukkan kepada kita, apa-apa yang bisa kita jadikan pelajaran. Tuhan tunjukkan kepada Kita bahwa tiada jiwa-jiwapun yang sanggup menolak ketetapan-Nya.


Atas segala kejadian alam yang terjadi tersebut, yang begitu menarik bagi saya pribadi adalah bergejolaknya Merapi. Bukan karena peristiwa tersebut begitu dahsyat, tetapi lebih karena sesuatu yang menurut saya begitu sarat akan makna. Sebuah hal yang membawa saya sampai pada suatu titik dimana saya diper temukan dengan makna tanggung jawab dan loyalitas yang mendalam atas sebuah amanah yang diemban.


Sebuah magma yang turut serta tercurah dari setiap letupan-letupan dahsyatnya Merapi. Magma pemberitaan yang begitu luar biasa dari seorang yang begitu luar biasa pula. Mbah Marijan, begitulah sosok beliau biasa dipanggil. Keberadaannya sebagai juru kunci Merapi banyak menyita perhatian utamanya semenjak peristiwa meletusnya Merapi pada tahun 2006. Beliau adalah orang yang menolak dievakuasi ketika Merapi bergejolak dengan begitu luar biasanya.


Bukan siapa beliau, tapi apa yang menjadikan beliau tetap setia mendampingi Merapi yang bergejolaklah yang membuat sosoknya begitu semakin mempesona. Dengan amanah yang diemban, Mbah Marijan telah membuktikan loyalitas dan tanggung jawabnya begitu dalam. “The Last Man Standing: He who can talk to the stranger” agaknya bagi saya pribadi ungkapan inilah yang paling cocok untuk menggambarkan kepribadian beliau yang begitu luar biasa, beliau tanpa rasa takut mendampingi Merapi yang sedang marah sampai akhir hayatnya. Loyalitasnya yang tak goyah sama sekali ketika semua orang telah berpasrah kepada keadaan alam yang ada, tetapi beliau tetap setia. Komitmen dan tanggung jawab yang dipegang teguh walaupun Si Pemberi Amanah telah menginstuksikan untuknya turun seiring turunnya gugusan awan panas. Maka, kepribadian yang begitu memesona inilah yang membuat saya menjulukinya “The Last Man Standing”.


My deep condolence for Mbah Marijan: He who can talk to stranger



Perlakuan perpajakan atas penjualan asset perusahaan yang dijaminkan kepada Bank

Bagaimana perlakuan perpajakan pada penjualan asset perusahaan yang dijaminkan kepada Bank?


Asumsi:
Perusahaan kesulitan cash management, sehingga tidak dapat melunasi hutang atas pinjaman kepada bank
Untuk menghindari penyitaan asset oleh Bank, perusahaan memilih untuk menjual asset tersebut dalam rangka pelunasan hutang


Jawaban:

1.
PT B menyerahkan tanah dan bangunan kepada Bank X

Aspek pajak yang terkait dengan transaksi ini adalah:

· Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Berdasarkan Pasal 1A ayat 2 huruf b UU No. 42 tahun 2009 tentang PPN dan PPNBM, penyerahan tanah dan bangunan dari PT B kepada Bank X merupakan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) untuk jaminan utang-piutang yang tidak termasuk ke dalam pengertian penyerahan BKP, sehingga atas penyerahan ini tidak terutang PPN.

· Pajak Penghasilan (PPh)

Penyerahan tanah dan bangunan ini terkait dengan balance sheet PT B, tidak ada hubungannya dengan income statement PT B, sehingga atas penyerahan tanah dan bangunan tersebut tidak ada implikasi PPh. PPh akan dikenakan apabila ada hubungannya dengan income statement.

· Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Dalam penyerahan tanah dan bangunan ini tidak ada pengalihan hak atas tanah dan bangunan dari PT B kepada Bank, sehingga tidak ada implikasi perpajakannya.

2. Transfer dana/pinjaman

Dalam transfer dana/pinjaman dari Bank X kepada PT B tidak ada aspek perpajakannya, karena dana/pinjaman tersebut akan masuk ke dalam balance sheet dengan akun Loan, karena tidak ada hubungannya dengan income statement maka tidak ada implikasi perpajakannya.

3. Pembayaran cicilan berupa hutang pokok + bunga setiap bulannya dari PT B ke Bank X

Dalam kasus ini diasumsikan bunga sebesar 5% dari pokok utang yaitu Rp. 10 milyar yang dicicil sebanyak 5 kali. Maka, pembayaran cicilan utang yang dibayarkan oleh PT B kepada Bank X beserta bunga pinjaman setiap tahunnya adalah sebagai berikut.

Cicilan utang : Rp 10.000.000.000 : 5 = Rp 2.000.000.000/ tahun

Bunga pinjaman : Rp 10.000.000.000 X 5% : 5 = Rp 100.000.000 / tahun

Maka, total cicilan utang + bunga pinjaman per tahunnya sebesar Rp. 2.100.000.000

Aspek pajak yang terkait dengan transaksi ini adalah:

· PPN

Berdasarkan pasal 4A ayat 3 huruf d UU No. 42 tahun 2009 tentang PPN dan PPNBM, atas kewajiban PT B tersebut tidak terutang PPN karena pemberian pinjaman dari Bank X ke PT B terkait dengan jasa perbankan yang termasuk ke dalam Jasa Tidak Kena Pajak yang tidak terhutang PPN sebagaimana dijelaskan sebelumnya tidak dikenakan PPN.

· PPh

Berdasarkan Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 3 UU PPh No 36 Tahun 2008, atas pembayaran bunga utang kepada Bank X sebesar Rp 100.000.000/tahun yang terkait dengan kegiatan usaha, maka pembayaran bunga dari PT B kepada Bank X dapat dibebankan sebagai biaya bagi PT B. Sedangkan cicilan yang dibayar tidak terkena PPh karena bukan merupakan penghasilan bagi Bank X dan bukan sebagai biaya bagi PT B. Selain itu, PT B akan mencatat pembayaran cicilan tersebut di dalam balance sheet dan nantinya akan mengurangi Loan di balance sheet serta tidak terkait dengan income statement, sehingga tidak ada implikasi perpajakannya.

4. Penjualan tanah dan bangunan dari Bank X kepada Pembeli sebenarnya

Aspek pajak yang terkait dengan transaksi ini adalah:

· PPN

Penyerahan tanah dan bangunan dari PT B kepada Bank X di awal merupakan penyerahan yang tidak terutang PPN, sehingga pada waktu Bank X menjual kepada Pembeli sebenarnya tidak boleh memungut PPN. Selain itu, dalam kasus ini diasumsikan Bank X hanya melakukan kegiatan di bidang usaha jasa perbankan sehingga tidak memenuhi syarat-syarat kumulatif yang ada di penjelasan PPN, berdasarkan penjelasan pasal 4A ayat 1 huruf a UU No. 42 Tahun 2009 yaitu:

Penyerahan barang yang dikenai pajak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak,

b. barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,

c. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean; dan

d. penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya.

Apabila Bank X memungut PPN, maka akan dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 39A huruf b UU No. 28 Tahun 2007 tentang KUP, yaitu dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak. Selain itu, biasanya pula Bank bukan Pengusaha Kena Pajak (PKP), hal ini dikarenakan kegiatan usahanya adalah jasa perbankan atau jasa keuangan (menurut UU No. 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM) yang merupakan Jasa Tidak Kena Pajak yang tidak terutang PPN.

· BPHTB

Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 huruf a angka 1 UU No.20 Tahun 2000 tentang BPHTB, di dalam penjualan tanah dan bangunan dari Bank X kepada Pembeli sebenarnya telah terjadi pengalihan hak atas tanah dan bangunan kepada Pembeli sebenarnya, maka atas perolehan hak atas tanah dan bangunan karena adanya jual beli merupakan objek pajak yang selanjutnya dalam Pasal 5 UU No.20 Tahun 2000 tentang BPHTB dikenakan tarif sebesar 5 % dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yaitu Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) apabila NPOP lebih rendah daripada NJOP pada tahun terjadinya perolehan atau sesuai dengan nilai yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan apabila NJOP belum ditetapkan, yang wajib dibayarkan oleh pembeli yang memperoleh hak atas dan bangunan tersebut.

· PPh

Berdasarkan Pasal 4 ayat 2 huruf d UU PPh No.36 Tahun 2008, maka atas penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan bangunan dikenakan PPh Final dengan tarif sebesar 5%.

· Bea Materai

Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 huruf d UU No.13 tahun 1985 tentang Bea Materai, atas dokumen yang menyertai transaksi penjualan tanah dan bangunan dikenakan bea materai sesuai dengan pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2000, “Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a, huruf b, huruf e, dan huruf f dikenakan Bea Meterai dengan tarif Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah).

5. Transfer uang/biaya pembelian yang diberikan oleh Pembeli sebenarnya kepada Bank X

Atas transfer uang atau biaya pembelian dari PT B ke Bank X, berdasarkan Pasal 4A ayat 2 huruf d UU No.42 tahun 2009 tentang PPN dan PPNBM tidak terutang PPN karena uang merupakan jenis barang yang tidak dikenakan PPN.

6. Settlement

Di dalam settlement ini terdapat sisa pokok pinjaman, denda tunggakan, pinalti, fee/komisi, dan biaya-biaya lainnya yang akan dibahas satu per satu, yaitu:

· Sisa pokok pinjaman

Sisa pokok pinjaman yang diberikan PT B kepada Bank X bukan merupakan objek pajak penghasilan karena pembayaran sisa pokok pinjaman ini tidak dicatat sebagai biaya dalam income statement PT B dan tidak pula dianggap sebagai penghasilan pada balance sheet Bank X.

· Denda tunggakan

Atas denda tunggakan yang dibayarkan oleh PT B kepada Bank X boleh dijadikan sebagai biaya bagi PT B sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 huruf a UU No. 36 Tahun 2008 tentang PPh karena merupakan biaya yang berkaitan dengan kegiatan usahanya.

· Pinalti

Atas pinalti yang dibayarkan oleh PT B kepada Bank X boleh dijadikan sebagai biaya bagi PT B sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 huruf a UU No. 36 Tahun 2008 tentang PPh karena merupakan biaya yang berkaitan dengan kegiatan usahanya.

· Fee/komisi

Atas fee/komisi yang diberikan kepada pihak lain terkait dengan settlement yang dilakukan, misalnya jasa penilai (appraisal). Atas pembayaran kepada pemberi jasa appraisal ini dikenakan PPh 23 sebesar 2% berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 244/PMK.03/2008 tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. PPh 23 tersebut akan menjadi kredit pajak bagi PT B di dalam SPT Tahunan PPh Badan. Lalu, atas jasa tersebut juga dikenakan PPN sebesar 10% karena tidak termasuk ke dalam Jasa Tidak Kena Pajak sesuai dengan Pasal 4A ayat 3 UU No. 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM.

· Biaya-biaya lainnya

Biaya-biaya lainnya sehubungan dengan settlement ini boleh dibebankan oleh PT B sepanjang terkait dengan kegiatan usahanya. Biaya-biaya tersebut dapat dikenakan PPh dan juga PPN, tergantung transaksinya.

7. Transfer sisa settlement

Atas pengembalian sisa settlement yang diberikan Bank X kepada PT B merupakan penghasilan bagi PT B yang nantinya akan diperhitungkan di dalam SPT Tahunan PPh Badan PT B.




Selasa, 26 Oktober 2010

Pray For Indonesia


Jakarta bicara padaku tentang banjir dan kemacetan

Mentawai bicara pada dunia tentang tsunami yang melandanya

dan Merapi-Mu kini memuntahkan segenap isinya



Lets We Pray For Indonesia...




Ya Allah Ya Tuhan Kami, sungguh tiada kesulitan Kau beri tanpa ada kemudahan menyertainya...
Ya Allah Ya Tuhan Kami, sungguh tiada petaka ini Kau timpakan dalam kesia-siaan tanpa hikmah yang begitu luar biasa terselip di dalamnya...

Ya Allah Ya Tuhan Kami, sungguh tiada pula Kau beri kami cobaan tanpa kami dapat melampauinya...



Maka hanya kepada-Mu lah kami berdoa dan memohon pertolongan...
Ya Allah, Hindarkanlah Kami dari segala kedukaan karena kehilangan apa-apa yang Kami cintai di dunia ini...

Ya Allah, Lindungilah Kami dari segala marabahaya yang senantiasa menghantui Kami...

Ya Allah, Lindungilah Indonesia Kami, Ibu Pertiwi Kami...



Dan Mohon ampun atas segala perilaku Kami yang tidak menyayangi alam-Mu...
Mohon ampun atas segala bentuk keserakahan yang Kami selipkan dalam hati-hati Kami...

Mohon ampun atas diri-diri Kami yang tak pandai bersyukur atas apa-apa yang telah kau limpahkan kepada Kami...



Amin Ya Rabbala'lamin...



Bukan Sekedar Hidup


Mungkin terlalu banyak frasa “kehidupan” di dunia ini. Terlalu sering terlintas dalam pikiran ini, sadar atau tidak. Terlalu sering terdengar, mau atau tidak mau. Arti kehidupan sudah jelas menjadi bagian yang tak pernah terlepaskan dari masing-masing kita. Tapi tentunya, bicara kehidupan juga tak hanya sekedar bicara hidup, tetapi juga pencapaian-pencapaian dalam hidup. Sedikit menapak tilas arti kesuksesan dalam hidup, bagaimana kehidupan ini bisa dikatakan sukses, sebuah pencerahan studi akhirat dalam naungan lingkar cahaya, membawa saya pada sebuah pemaknaan lebih dalam atas makna kesuksesan tersebut.

Berikut ini daftar indikator kesuksesan yang berhasil terangkum:

Sukses adalah :

1. Membuat negara atau dunia ini menjadi lebih baik.

2. Pencapaian kekayaan, penghargaan, status dan kekuasaan.

3. Pencapaian tujuan-tujuan yang telah anda buat sendiri.

4. Membuat sebuah perbedaan, meskipun hanya pada satu orang.

5. Diakui sebagai ahli yang terkenal dalam bidang yang anda tekuni.

6. Merasa dicintai dan dimengerti.

7. Mendapat pengakuan dan respek dari keluarga dan teman-teman.

8. Melakukan pekerjaan yang anda cintai.

9. Dapat tertawa dengan sering.

10. Memiliki kesehatan yang prima dan selalu bersemangat tinggi.

11. Berbahagia dan menikmati saat ini.

12. Memiliki cukup uang untuk menutupi biaya bulanan anda.

13. Melakukan hal-hal atau hobi-hobi baru.

14. Berpergian ke tempat yang belum pernah dikunjungi.

15. Mempunyai banyak waktu untuk bersenang-senang.

16. Berhasil membesarkan anak.

17. Menggunakan semua potensi yang anda miliki.

18. Memiliki kehidupan yang menggairahkan.

19. Menemukan suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan yang sama rasanya seperti anda bermain.

20. Menemukan kedamaian dalam diri.

21. Mencapai keseimbangan hidup antara waktu untuk bekerja dan keluarga.

22. Mempunyai tujuan-tujuan yang menggairahkan anda, sampai-sampai membuat anda melompat dari ranjang setiap pagi.

23. Memiliki rumah tinggal yang ideal, makanan yang cukup, kesehatan yang baik dan keluarga yang bahagia.

24. Pergi keluar rumah setiap hari dan melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan sebaik mungkin.

25. Berhenti bekerja dan hidup nyaman menikmati pendapatan dari investasi.

26. Membantu orang lain dengan talenta khusus yang anda miliki.

27. Mempunyai ide-ide yang orisinil dan kemudian melihatnya diterapkan di kehidupan nyata.

28. Dapat jujur kepada diri sendiri.

29. Mencintai sesama dengan segenap hati dan jiwa.

30. Membuat suatu hal yang baru dan luar biasa.

31……….

Dan selanjutnya bisa disesuaikan.

Mungkin masing-masing kita mempunyai indikator kesuksesan tersendiri. Namun, sebelum menambah daftar panjang indikator kesuksesan tersebut, apabila dirunut dari indikator yang tersedia di atas, 1 sampai 30, saya berani mengklaim kalau saya ternyata benar-benar jauh dari kata sukses dalam kehidupan ini. Begitu banyak indikator-indikator yang nyata-nyata belum dapat saya capai dalam kehidupan ini untuk bisa dikatakan kalau saya telah sukses dalam menjalani kehidupan ini.

Kalau seorang Albert Camus berkata bahwa “Kesuksesan dan kebahagiaan akan sangat berarti jika kau mau berbagi dengan orang lain” Maka sebenarnya, formula apa yang kiranya tepat untuk menjadikan kita seorang yang sukses di dunia ini. Yuk, mari kita kaji lebih dalam.

1. Ciptakan Kehidupan

“Dan dunia ada dalam genggamanmu”, tentu bagi saya khususnya ini jadi mantra yang sangat bagus bagi perkembangan karier kehidupan saya. Kehidupan tentunya tak hanya sekedar melalui pakem-pakem yang memang harus dilalui, kuliah-lulus-kerja-menikah-punya anak-membesarkan anak-dan seterusnya. Tentunya, pada setiap fase tersebut, harus ada pencapaian-pencapaian yang dapat menjadi penyemangat bagi tahapan fase berikutnya.

Kalau menapak tilas perjalanan Rasulullah SAW, pencapaian beliau pada setiap fase kehidupannya begitu luar biasa. Di usia beliau yang masih belia, beliau telah menjadi seorang pedagang yang begitu sukses. Pada tahapan selanjutnya, beliau di usia yang sangat produktif telah menjadi pemimpin pasukan perang. Melewati tahap selanjutnya, beliau telah menjadi pemimpin umat yang pengaruhnya begitu besar bagi kehidupan dunia.

Begitu hebatnya pencapaian Rasulullah pada tiap fase kehidupannya, sebenarnya menjadi gambaran nyata bagaimana beliau mampu menggenggam dunia di tangan beliau. Rasulullah telah berhasil menciptakan kehidupannya sendiri dan berhasil mempengaruhi kehidupan orang lain bahkan kehidupan di seluruh dunia. Rasulullah sungguh telah menjadi suri tauladan yang baik bagi kita. Walaupun mungkin kita tak akan pernah sesukses Rasulullah dalam setiap fase kehidupan kita, pahamilah dan yakini bahwa kita mampu mencapai sukses apabila kita telah menemukan dan menciptakan kehidupan kita sendiri dengan segala energi positif dan semua kelebihan yang kita miliki. Maka, yuk, ciptakan kehidupan kita masing-masing, tentunya sertakan pula dengan pencapaian-pencapaian yang terukur, agar kita bisa mengevaluasi setiap tahapan yang kita lalui sebagai bagian dari koreksi positif bagi fasae kehidupan selanjutnya.

2. Belajar..Belajar..dan Terus Belajar

Setelah kita menciptakan kehidupan dengan berbagai pencapaian-pencapaian yang terukur, hal selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah menjadikan setiap pencapaian tersebut sebagai target-target yang harus mampu memacu kita untuk terus berbuat yang terbaik demi mencapai target tersebut. Jadikan targetan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan kita. Apabila kita telah berhasil mencapainya, kita dapat menjadikannya pemicu bagi tahapan selanjutnya. Apabila belum berhasil kita capai, maka kita dapat menjadikannya sebagai evaluasi atas penciptaan dunia ala kita masing-masing.

Evaluasi ini tentunya menjadi koreksi positif yang mampu membangun semangat kita untuk bangkit dari keterpurukan akibat keberhasilan yang tertunda. Koreksi positif ini tentunya merupakan sebuah proses dari pembelajaran atas peristiwa yang telah kita lalui. Belajar sebenarnya telah menjadi sebuah proses tak henti yang tanpa kita sadari pasti kita lalui. Namun, tak semua pandai mengambil berbagai hal terselip di dalam setiap peristiwa sebagai pembelajaran penting bagi fase selanjutnya. Dengan demikian, yang perlu kita salami lebih lanjut adalah bagaimana kita mampu belajar, belajar, dan terus belajar untuk menemukan formula terbaik demi tercapainya kesuksesan.

Bila seorang Thomas Alfa Edison dengan pencapaian yang begitu mulia untuk menerangi seluruh dunia ini harus menunda keberhasilannya sebanyak 999999 kali, maka yakinilah bahwa masing-masing kita punya sejuta kali kesempatan untuk terus belajar sampai kita menemukan formula terbaik untuk mencapai target kesuksesan kita tersebut. Maka, bukan hal yang mustahil kesuksesan itu mampu tercapai apabila kita menjadi orang yang terus menerus belajar dari kehidupan ini.

3. Menjadi Pekerja Keras

Tidak cukup hanya dengan belajar, capaian-capaian itu juga tentunya harus diiringi dengan total action, bukan sekedar NATO “No Action Talk Only”. Faktanya, teori selalu lebih mudah dibandingkan dengan praktek. Tapi, yang perlu dipahami lebih lanjut, bahwasanya untuk menemukan sebuah teori pastilah telah melalui sebuah proses pembelajaran juga upaya kerja keras sang perumus teori untuk dapat menghasilkan teori tersebut. Maka, jikalau hal tersebut telah berhasil dilakukan oleh para perumus teori, logikanya sebagai orang yang menerapkan teori tersebut tentunya akan lebih mudah dilaksanakan karena telah didukung oleh guidance yang jelas dari sang teorikus.

Yang harus kita lakukan adalah bekerja keras untuk menjadikan seluruh formula yang ada di kehidupan kita sebagai teori yang mampu mendukung pengukiran sejarah kita dalam percaturan dunia. Kerja keras tentunya tidak sekedar menjadikan seluruh capaian-capaian menjadi kenyataaan juga menyangkut bagaimana kita mampu menjadikan setiap pembelajaran yang ada sebagai energi bagi kita untuk terus bekerja keras mencapai capaian tertinggi dari kehidupan kita di dunia.

Kalau lah seorang Bill Gates menjadi orang kaya raya di dunia berkat kerja kerasnya dalam menjadikan mesin operasi yang diinginkannya menjadi sistem operasi yang dipakai di seluruh dunia. Maka, bukan tidak mungkin, dengan hanya bermodalkan kerja keras kita dari bangku perkuliahan mampu membawa dunia dalam genggaman kita.

4. Berani Berbagi Kebahagiaan Dengan Orang Lain

Sungguh, apabila ternyata kita menjadi orang yang beruntung di antara jutaan orang yang tidak beruntung, tahapan ini akan menjadi ujian terberat dari kesuksesan yang telah berhasil kita capai. Tiada kenikmatan yang tanpa ujian. Kiranya, hal ini menjadi hal yang begitu penting untuk kita pahami. Terus melakukan evaluasi, introspeksi ke dalam diri, sejauh proses yang telah kita lalui dalam masa-masa pencapaian target kesuksesan menjadi syarat mutlak untuk melihat kembali bahwa sebuah kesuksesan telah melalui serangkaian peristiwa luar biasa dalam pencapaiannya.

Atas hal tersebut, maka tiada alasan bagi seseorang yang telah sukses dalam kehidupannya untuk tidak berbagi kesuksesannya dengan orang lain. Serangkaian peristiwa menuju pencapaian target tersebut sudah tentu melibatkan orang lain baik disadari atau tidak. Maka dari itu, telah menjadi tanggung jawab moral sosial kita untuk berani berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Karena dengan berbagi, kita tak akan pernah kehilangan kebahagiaan atas kesuksesan tersebut, tetapi justru akan menambah kebahagiaan kita.

Pada akhirnya….

Dunia ini ibarat kawah candra dimukanya kita. Dan kehidupan ini membawa kita pada sebuah titik pembuktian keimanan kita kepada Sang Pemilik Kehidupan. Tentunya, tidak ada Iman tanpa Ujian! Rasulullah SAW bersabda, “Allah menguji hamba-Nya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang keluar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang keluar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).” (HR. Athabrani). Maka, berlomba-lombalah untuk mencapai kesuksesan di dunia seperti keluarnya emas murni tersebut.