Senin, 31 Oktober 2011

Bravo Alpha Lima India Part 3

Tada… Get ready to continue my story about Bravo Alpa Lima India. Setelah sekian lama tidak ada waktu untuk berkisah kelanjutan perjalanan singkat di Bali, akhirnya sekarang ada kesempatan lagi. Sesuatu banget…
Langsung saja,,banyak destinasi wisata di Bali yang berhasil dikunjungi selama hari ketiga. Beberapa di antaranya antara lain sebagai berikut:

- Tanjung Benoa
Sejujurnya, sampai di Tanjung Benoa sudah agak kesiangan karena hari sebelumnya perjalanan begitu melelahkan, walhasil bangun kesiangan. Cuaca Bali yang mataharinya cerah tidak malu-malu, benar-benar menyengat kulit, bagi yang tidak terbiasa, mungkin berbeda dengan bule yang malah suka sama cahaya matahari yang terik gitu. Walaupun kesiangan, ternyata banyak wahana permainan air yang belum bisa dipergunakan karena tidak ada angin *membuat suasana semakin panas* Alhasil, kami memutuskan untuk langsung berlayar ke pulau seberang yaitu pulau kura-kura (turtle island).

- Turtle Island
Perjalanan yang seru dari Tanjung Benoa menuju Turtle Island. Pertama kalinya banget dalam hidup naik kapal. Cuma bisa berdoa semoga Allah melindungi saya. Karena abangnya rada rese, nyetirnya miring-miringin kapalnya. Mana saya gak bisa renang lagi, bisa-bisa nyebur dikit langsung tenggelam lagi. Heu… Tapi seru juga ternyata, Alhamdulillah gak mabok, dan berhasil dapat suguhan menarik, bisa lihat langsung ikan di bawah laut. Walau tidak jernih-jernih amat, tapi ikannya tetep bisa kelihatan. Coba kalau datang ke Benoanya sore hari., udah pasti banget bisa lihat ikan lumba-lumba.
Selanjutnya, kejadian paling sesuatu banget di Turtle Island adalah memecahkan sejarah diri sendiri, karena pada akhirnya saya berani juga megang ular. Sensasi pegang ular itu antara menjijikkan dan ngeri takut dipatok. Tapi setelah megang, ternyata kulitnya rasanya gitu yah. Ish, jijik. Saya pikir bakal berlendir jorok, tapi ternyata gak separah itu, kasar-kasar gitu. Tapi tetep aja menjijikkan wabil mengerikan. Niatan untuk gendong ular pun pupus banget. Nyali saya tak sebesar apa yang saya inginkan. Padahal pengen banget foto bareng ular. Tapi,bisa megang aja udah sesuatu. Insya Allah, gak lagi-lagi deh megang ular. Hiyakkks….

- Kerajinan Batik Bali
Tidak banyak yang bisa dilihat kecuali cara orang membatik dengan menggunakan malam. Sisanya pas masuk ke dalam toko, geleng-geleng sama harganya. Ya iya sih memang batik tulis, tapi itu sih harga bule deh kayanya -.-"

- Kerajinan Perak
Sebenernya saya bingung, kota perak itu kan Jogja yah, tapi tetep loh, di Bali juga di salah satu desanya terkenal dengan kerajinan peraknya, udah turun temurun pula, makanya saya bingung. Baru lihat cara membuat perak sampai jadi perhiasan yang indah itu kaya gimana. Tapi ternyata beneran rumit dan membutuhkan ketelitian tingkat tinggi lho. Dan para pekerjanya rata-rata ibu-ibu. Keren deh. Ada satu perhiasan perak yang saya taksir, kalung liontinnya huruf w, bagus banget, harga 350rb. Sayang saya belum mampu beli, mending beli emas sekalian bisa dapat segram, bisa dijual lagi. Hehe

- Tanah lot
Setelah disuguhkan dengan pemandangan indah sepanjang perjalanan menuju turtle island, perjalanan kemudian dilanjutkan dengan terlebih dahulu didahului makan siang di sebuah restoran. Destinasi kali ini adalah Tanah Lot. Perjalanan yang cukup memakan waktu serta faktor keterlambatan agenda bepergian hari ini membuat kami agak terlambat untuk sampai di Tanah Lot. Tapi beruntung, Kami masih bisa melihat suasana sunset di Tanah Lot.
Subhanallah…sesuatu banget! Indahnya pol banget. Walaupun bagi saya, masih jauh indah Uluwatu karena tepat di bibir tebing.

- Pantai Kuta
Malam ini agak sedeng juga jalan dari Legian sampe Kuta. Kaki superb banget pegel-pegel. Saya pikir deket gitu yah. Ternyata eh ternyata, jauh juga L Udah kepikiran banget gimana pulangnya. Untungnya tidak nyasar.
Super banget sesampainya di Pantai Kuta, bener-bener tidak ada angin sama sekali. Finally, tahu juga kalau itu yang namanya angin laut dan kenapa para nelayan berlayar di malam hari, karena angin bertiup dari darat ke laut. Hahaha. Pelajaran SD banget. Akhirnya ngerti juga.
Karena baru kali pertama sampai di Kuta, belum kebayang seputih apa pasirnya. Yang pasti pasirnya halus banget, tapi menurut saya sih masih halusan pasir di Pantai Pangumbahan, Ujung Genteng. Yah, yang udah pasti banget sih halus lah pasirnya.
Disini kami menikmati suasana pantai malam kuta. Deburan ombaknya, subhanalloh banget. Akhirnya bisa juga ngerasain sensai di pantai malam hari dan kebetulan bulannya lagi bullet sebulet-buletnya, eh belom deng, tapi cukup menerangi kami yang sedang tidur-tiduran dihalusnya pasir pantai. Dan yang menarik adalah ada adegan yang disensor disana, sepertinya sih bapak ibu yang sudah berumur terus honeymoon lagi, soalnya gelap sih gak keliatan, haha. Bagus juga yah nyari tempatnya dalam kondisi yang pencahayaannya hanya mengandalkan sinar bulan. Romantis banget pasti. Haha

- Legian
Akhirnya berpulang juga, berat sekali rasanya membayangkan perjalanan pulang, mengingat pas jalannya aja capek banget. Akhirnya, setelah menginggalkan Kuta, Kami mampir dulu beli jajan di KFC, gahul, daripada kelaperan, ples buat bekal selama perjalanan pulang. Jalan kaki dari Kuta – Legian mengambil rute yang berbeda dari perjalanan awal menuju Kuta. Sebelum memutuskan untuk berjalan kaki sebenarnya kami mencoba untuk tawar-menawar taxi atau delman. Tapi setelah melakukan tawar menawar, ternyata tidak seperti yang dibayangkan, nawar taxi di sana itu bukan pake argo yah, tapi dia yang nentuin harga, ah..gitu amat yah, mana mahal banget, pake itungan bule saya rasa, padahal mah turis domestic, gak delman gak taxi semuanya sama aja mahal. Alhasil kami tetap jalan kaki.
Sepanjang perjalanan karena sudah larut malam, tetap aja kondisi jalanan sepi alih-alih Kuta tempat wisata. Tapi yang menarik, ada arus yang sangat besar menyodot para bule-bule untuk keluar malam hari lebih cantik dari sewaktu pagi/siang di pantai di bawah teriknya sinar matahari. Dengan sebotol bir Heineken ditangan hamper semua bule yang keluar malam waktu itu berjalan kaki menuju Legian. Legian benar-benar jantungnya hip-hip hura. Tempat berkumpulnya hippies. Ada yang sekedar makan, gaul, nongkrong, atau yang berajeb-ajeb, nge-DJ. Pokoknya hidupnya sesuatu banget deh di Legian malam hari. Terkadang mikir juga, pantes aja Legian dibom sama para teroris, gak kuku banget pergaulan bebas di sana.

Selasa, 25 Oktober 2011

From "Galau" to wisdom: just a random thought


First, I really wish the place that I work with is the best place for me to develop myself. But sometimes, GOD really wants you to realize that He is the good planner for you. If you think that you are in the worst place right now, maybe from the GOD’s side it is the best thing for you. The best for you to study about life, about patient, about team work, about people’s character, about everything that can make you going to be mature for the real word.

Unfortunately, I’m the person who can’t work with an optimal perform if in that place can’t engaged me to work deeply, and is all about passion I think. Yeah, and now, I’m in the “Galau” mood. I hope that the low sessions of my fighting spirit resolved quickly. Aamiin. From “Galau” to Wisdom.