Senin, 30 Maret 2009

PRIORITAS DALAM BIDANG REFORMASI

PRIORITAS DALAM BIDANG REFORMASI

Memperbaiki Diri sebelum Memperbaiki Sistem

Di antara prioritas yang dianggap sangat penting dalam usaha perbaikan (Islah) ialah memberikan perhatian terhadap pembinaan individu sebelum membangun masyarakat; atau memperbaiki diri sebelum memperbaiki system dan institusi. Setiap usaha yang diupayakan untuk membentuk manusia muslim yang benar dan mendidiknya—dengan pendidikan Islam yang sempurna—harus diberi prioritas atas usaha-usaha lain.

Yang harus dibina dalam diri manusia adalah iman. Iman­­­­—bukan yang lain—adalah yang memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan besar berkaitan dengan perjalanan hidup manusia, memberikan tujuan, muatan makna, dan nilai bagi kehidupan manusia. Dengan iman kita dapat mengubah jati diri manusia dan memperbaiki segi batiniah manusia. Imanlah yang menggerakkan dan mengarahkan manusia serta melahirkan berbagai kekuatan dahsyat dalam diri manusia.

Tugas yang tepenting yang mesti kita lakukan pada hari ini apabila kita hendak melakukan perbaikan terhadap keadaan umat kita adalah melakukan permulaan yang tepat, yaitu membina manusia dengan pembinaan yang hakiki dan bukan hanya dalam bentuk luarnya saja. Kita harus membina akal, ruh, tubuh, dan perilakunya secara seimbang. Kita membina akalnya dengan pendidikan; membina ruhnya dengan ibadah; membina jasmaninya dengan olahraga; dan membina perilakunya dengan sifat-sifat yang mulia. Kita dapat membina kemiliteran melalui disiplin; membina kemasyarakatannya melalui kerjasama; membina dunia politiknya dengan penyadaran. Kita harus mempersiapkan agama dan dunianya secara bersama-sama agar ia menjadi manusia yang baik dan yang dapat mempengaruhi orang untuk berbuat baik, sehingga dia terhindar dari kerugian dunia dan akhirat, sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al Ashr: 1-3.

Pembinaan Sebelum Jihad

Pembinaan sebelum jihad berarti wajibnya mendahulukan pendidikan daripada peperangan. Yang dimaksud dengan pendidikan dan pembentukan di sini ialah membina manusia Mu’min, yang dapat mengemban misi da’wah; bertanggung jawab menyebarkan risalah Islam; tidak kikir terhadap harta benda; tidak sayang kepada jiwanya dalam melakkan perjuangan di jalan Allah. Pendidikan dan pembentukan pribadi Islam harus diprioritaskan untuk menyiapkan jiwa-jiwa dalam peperangan.

Berjihad di jalan Allah juga termasuk jenis pendidikan di atas. Jihad itu memiliki empat tingkatan (Ibn Al-Qayyim):

a. Jihad terhadap diri sendiri (hawa nafsu)

  1. berjihad terhadap diri sendiri untuk mengajarkan petunjuk kepadanya, petunjuk agama yang benar yang tidak ada kemenangan, kebahagiaan di dunia, dan di akhirat kecuali dengannya.
  2. berjihad terhadapnya untuk melaksanakan petunjuk tersebut setelah diketahuinya.
  3. berjuang terhadap diri sendiri untuk mengajak orang lain kepada petunjuk tersebut, mengajari orang yang belum mengetahuinya.
  4. berjuang dengan penuh kesabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam mengajak orang lain kepada petunjuk Allah Swt.

b. Jihad terhadap diri setan

1. berjihad untuk menolak berbagai bentuk syubhatdan keraguan yang mengotori iman agar tidak sampai kepada hamba Allah.

2. berjihad untuk menolak berbagai kehendak yang merusak dan nafsu syahwat agar tidak sampai kepada mereka.

c. Jihad terhadap orang-orang kafir dan munafik

1. dengan hati,

2. dengan lidah,

3. dengan harta benda, dan

4. dengan jiwa

d. Jihad terhadap pelaku kezaliman, bid’ah, dan kemungkaran

1. dengan tangan,

2. dengan lidah, dan

3. dengan hati

Mengapa pembinaan lebih diberi prioritas?

1. Sesungguhnya peperangan dalam Islam bukan sembarang perang. Karena ini adalah peperangan dalam membela agama Allah Swt. pembinaan dilakukan agar dalam melakukan ajaran agama hanya untuk Allah Swt semata.

2. Sesungguhnya hasil perjuangan yang dinikmati oleh orang-orang Islam yang ikut berperang ialah kemenangan atas kekafiran.

3. Menurut Sunnatullah, kedudukan itu tidak dapat terwujudkan, kecuali setelah orang yang berhak memperolehnya lulus dari berbagai ujian Allah terhadap mereka, sehingga dapat dibedakan antara orang yang baik dan orang yag buruk hatinya.

Prioritas Perjuangan Pemikiran

Mendahulukan segala hal yang berkaitan dengan pelurusan pemikiran, cara pandang, dan cara bertindak dalam usaha perbaikan masyarakat haruslah diberi prioritas dan didahulukan atas perkara yang lain.

Perjuangan Pemikiran di dalam Pelataran Islam

1. Pertarungan di luar Islam melawan atheisme, orang-orang nasrani, dan orang-orang orientalis yang selalu memerangi Islam, dari segi akidah, syariah, warisan pemikiran, dan budaya.

2. Pertarungan di dalam pelataran Islam untuk membetulkan arah perbuatan yang patut dilakukan dalam Islam. Berikut ini berbagai arus pemikiran yang tidak benar yang kita hadapi sekarang ini:

1. Arus pemikiran khurafat

2. Arus pemikiran literal

3. Arus pemikiran yang reaktif dan keras

Akan tetapi, ada pula Arus pemikiran moderat, yang didasarkan pada keseimbangan dalam memahami agama, kehidupan, dan perjuangan untuk memenangkan agama. Arus pemikiran ini harus kita percayai dan kita anjurkan serta kita anggap sebagai ungkapan hakiki tentang Islam.

Tugas penting Arus Pemikiran Moderat

Penting bagi kita untuk memerangi orang-orang yang merusak pemikiran umat, menyesatkan mereka dari hakikat dan identitas yang asli (fitrah Islam). Untuk itu arus pemikirann mempunyai tugas besar yang harus dilakukan dengan kejujuran dan keikhlasan untuk menyatukan barisan kaum Muslimin—barisan orang-orang yang bekerja untuk Islam. Kita harus gigih menyatukan para aktivis yang berkhidmat untuk Islam, menyokong da’wahnya, menegakkan syariahnya, dan menyatukan umatnya. Usaha gigih dalam bentuk pemikiran dan tindakan praktis untuk mendekatkan jurang pemisah, menanamkan kepercayaan, menanamkan suasana toleran dan prasangka baik, menjernihkan jiwa dari perasaab ujub, tertipu, dan menuduh serta menghina orang lain. Dan pekerjaan ini tergolong prioritas yang sangat penting dan harus didahulukan di lapangan Islam hari ini. Usaha saling memahami, bekerjasama, dan menyatukan pandangan merupakan satu kewajiban agama serta keperluan yang sangat mendesak. Jika kita tidak dapat dipisahkan oleh satu pemikiran, maka hendaknya kita dapat disatukan oleh pelbagai bencana yang mengancam kita.

Penerapan Hukum Syariah ataukah Pembinaan dan Informasi

Wacana penerapan syariah yang berlebihan sesungguhnya akan membawa kesan yang buruk terhadap pemikiran Islam, dan amal Islami, atau kesan yang tidak baik dalam pemikiran masyarakat awam. Kita mesti memberikan perhatian terhadap persoalan yang hakiki ini dari segi pemikiran dan tindakan. Kita harus membuat rencana pengembangan dan rancangan yang sesuai untuk mempersiapkan “Pendiodikan Islam yang sempurna dan modern” yaitu dalam bidang pembinaan dan informasi. Ada dua titik tolak yang saling menyempurnakan dalam tindakan yang kita lakukan ini:

1. mempersiapkan ahli informasi muslim dalam semua bidang kehidupannya, pada semua peringkatnya, yang mampu menampilkan Islam mempunyai kemampuan besar untuk setiap zaman.

2. kita berusaha mempengaruhi ahli informasi dan seniman masa kini. Kita harus bekerja keras meraih mereka, sehingga mereka memahami ajararan agama.

disarikan dari buku Fiqih Prioritas...

oleh gitacintanya wilis

Tidak ada komentar: