Minggu, 25 Januari 2009

Fenomena Iklan Partai politik


Tepat tanggal 9 April 2009 nanti, Indonesia akan merayakan pesta demokrasi untuk memilih para wakil rakyat yang nantinya akan duduk di kursi Majelis yang terhormat. 74 hari menjelang pemilihan umum tersebut, para politikus semakin gencar melakukan komunikasi politik dengan massanya. Untuk menggaet minat massa, banyak partai melakukan iklan politik. Lantas, apa pengaruh iklan politik bagi pemilih (voters) itu sendiri.

Sebelum melangkah lebih lanjut, ada baiknya kita mengetahui mengapa fenomena iklan politik semakin ramai belakangan ini? Seorang pengamat politik, Bima Arya Sugiarto berpendapat bahwa ada dua hal yang menyebabkan meledaknya fenomena iklan politik:

Pertama, kesadaran (awareness) mengenai peran media sebagai jembatan yang efektif untuk menghubungkan partai politik dengan para pemilih (voters).

Kedua, merupakan suatu bentuk lingkages untuk penguatan terhadap suatu partai yang rupa-rupanya justeru dikhawatirkan akan memberikan efek negatif karena merupakan pemadatan di ujung terhadap suatu kinerja suatu partai.


Meledaknya iklan politik ini terbukti dari meningkatnya penayangan iklan politik tersebut baik di media cetak maupun televisi. Salah satu lembaga survei di Indonesia mencatat kenaikan pembiayaan iklan oleh partai politik di televisi meningkat hingga mencapai angka 862 milyar, sebuah angka yang fantastis. Sedangkan di koran mencapai angka 1,3 triliun dari tahun sebelumnya.


Namun, fenomena meledaknya iklan politik ini belum sepenuhnya memperhatikan content-nya. Suatu iklan politik yang baik diharapkan mampu memenuhi tiga aspek berikut: pertama, inspiring, suatu iklan politik harus memberikan inspirasi atau pemahaman menyeluruh terhadap partai itu sendiri, jangan sampai ada hal-hal yang membuat ikaln politik menjadi suatu hal yang rancu. Kedua, iklan politik harus memperhatikan aspek realitas yaitu sesuai dengan fakta dan realita yang ada dan sedang berkembang. Ketiga, iklan partai politik harus memperhatikan aspek intelektualitas yaitu mampu menimbulkan tafsir terhadap capaian-capaian suatu partai politik (pencerdasan bagi voters).


Pada umumya, iklan politik memang memiliki kemampuan yang cukup besar untuk dapat menggaet massa. Hal ini dikarenakan iklan-iklan politik yang ditayangkan di televisi maupun di koran memiliki cakupan yang cukup luas dalam menggaet massa. Namun, hal ini kembali lagi kepada tingkat pendidikan voters, pemilih yang memiliki pengetahuan yang cukup memiliki kapabilitas untuk memilah dan menyaring setiap informasi yang dimuat dalam iklan suatu partai politik. Para pemilih diharapkan dapat membangun sistem menagih janji terhadap iklan partai politik.


Dan pada akhirnya, saya dan kita semua pastinya mengharapkan iklan partai politik yang ada saat ini dapat mencerdaskan para pemilih. Iklan partai politik yang ada diharapkan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ada, tidak melebih-lebihkan dan tidak mengurang-ngurangi. Selain itu, diharapkan pula iklan politik harus memiliki nilai-nilai normatif yang didukung dengan data yang faktual dan capaian-capaian yang realistik.


Wallahu alam bishowab

Kebenaran hanya milik Allah...


gitacintanya wilis

Depok, 24 Januari 2009

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Sperti yg saya bilang, siapapun dy, apapun merknya, pasti bilang klo produk dy nomer satu.. mana ada iklan yg nyebutin produknya nomer dua,, kecuali nomer urut kalee ya.. hehe..
Mngenai ke'valid'an data iklan pun masih dpertanyakan. Masing2 partai mengklaim bahwa data mereka adalah yg paling benar,, padahal sering terjadi perbedaan data antar partai.. Jd, mana data yg sbenernya?? jika tidak disikapi dengan hati2, mgkn qta hanya akan tertipu oleh pembohongan publik ini..
Trz,, untuk kpentingan partai, yg ditampilkan di iklan setidaknya pasti orang terkenal (memanfa'atkan popularitas) untuk "stidaknya menggaet" orang2 yg kenal atw suka dgan "artis" trsebut. Pada akhirnya, sebagian masyarakat sedikit banyak lebih mempertimbangakn kenal "artis partai" daripada kinerja partai tsb..
Trz lagi,, jangan mudah tertipu oleh sesumbar janji2 partai.. Sering update media massa ya..
1 lagi,, MUI memutuskan bahwa 'tidak menggunakan hak pilihnya' adalah haram!!! Hehehe..

Wilis Windar Astri mengatakan...

ya, ya, ya....

untuk itulah panggung politik menjadi menarik untuk kita perbincangkan...