Kamis, 29 Juli 2010

Entahlah...

Dua tiga hati terlampaui
Mencoba meng-Aku
Tapi Aku tak bisa menjadi Aku

Mungkin malam tak menemani nurani, nurani yang terkoyak akibat tak mampu menjawab suara hati. Antara dulu sekali, sekarang, dan seterusnya, mungkin akan selalu seperti ini.

Dulu itu satu, nurani kemudian bersinergi dengan bijak dalam tigaperempat bagiannya. Walaupun demikian, tak sekalipun terasa hampa. Seperti mengisi penuh nurani dalam sebuah bejana terbuka yang berdiri sama tinggi duduk sama rendah, bagaimanapun ruangnya Ia akan sama tinggi.

Dulu itu baru, ya baru.. Baru sekali dalam setiap langkah. Keberadaan kemudian terbaharui, terwarnai dengan sebuah gejolak, gejolak yang menggebu atas nilai-nilai yang baru. Baru bukan baru sekali tapi yang baru itu selalu membuat yang sebelumnya terasa lebih lalu.

Dulu tak pernah kelu, kelu terlalu dalam nuansa biru.
Dulu tak pernah beku, beku terlalu dalam dinginnya hati.
Dulu tak pernah kaku, kaku terlalu dalam patahan-patahan ruang gerak.

Hanya dulu, tentang dulu, dan cuma dulu..
Semua tak pernah kembali lagi, tak pernah tersatu dalam hati, tak pernah bersyair layaknya sufi, tak lagi dan tak pernah seperti itu lagi.

Ini bukan tentang Aku, tapi Aku yang mencoba meng-Aku.
Tak pernah mencoba menjadi dulu, tapi akan selalu merindukan dulu.

Entahlah...

Tidak ada komentar: