Jumat, 04 Februari 2011

Membangun Pertahanan, Memecahkan Kode


Sebenarnya, di saat-saat seperti ini, sama sekali tidak ada alasan bagi saya untuk berada dalam kondisi yang tidak stabil kecuali untuk sebuah #kode. Karena bagi saya, tidak ada yang paling patut untuk dikhawatirkan kecuali #kode tersebut. Sedemikian mengkhawatirkan, sehingga setiap tahap yang saya lalui untuk dapat memecahkan #kode tersebut akan menjadi episode pembelajaran hidup yang sangat berarti, walaupun sampai sekarang saya belum mendapatkan rasa mengapa #kode tersebut penting untuk dipecahkan.


Dalam daya, upaya, dan seluruh pemikiran yang tercurah dalam usaha untuk memecahkan #kode tersebut. Belakangan ini ada sedikit #simbol yang mengganggu saya. Entah simbol aneh macam apa lagi yang mampir di otak saya dan mengganggu pola serangan saya dalam memecahkan #kode. Kalau kali ini saya mengibaratkan #kode tersebut dalam permainan bola yang harus di-goal-kan, mungkin saya butuh Firman Utina untuk membangun pola serangan dari tengah. Sedikit umpang lambung panjang langsung ke depan, atau sekedar umpan yang dilepas ke sayap kanan atau kiri, untuk kemudian dilanjutkan kembali kepada saya yang kali ini bertindak sebagai striker. Pola serangan yang harus dibangun dengan seksama dan hati-hati, sepertinya mutlak diperlukan untuk melepaskan kebuntuan serangan dalam usaha memecahkan #kode.


Sayangnya, #simbol tersebut nampaknya terlalu kuat dan agresif untuk menghadang setiap pola serangan yang telah diupayakan dalam rangka memecahkan #kode. #simbol ini bak cahaya laser yang menyorot pola-pola serangan yang telah dibangun dari dalam hati. Sedikit banyak dia agak melemahkan sendi-sendi penyerangan yang sangat vital, dan mampu melumpuhkan di beberapa titik serang. Dan mungkin pada suatu ketika, dalam keadaan terburuk, serangan akan mati sama sekali.


Maka kali ini, tidak ada yang lebih penting lagi kecuali untuk memperkuat pola pertahanan. Karena tidak punya pilihan lain, saya yang anggap saja berperan sebagai striker dan sedang dalam keadaan mengejar progress dan tuntutan point, mau tak mau harus turut serta membantu dan membangun pertahanan. Tak lain, tak bukan, kali ini pola pertahanan dibangun dari logika atau cara berpikir. Melemahkan #simbol dari ingatan dalam keadaan semua hal ada #simbol tersebut di benak agaknya memang sulit, tapi memang hanya hal tersebutlah yang bisa dilakukan. Opsi membangun pertahanan dari hati selain dari logika pada saat-saat genting seperti ini tetap dimungkinkan untuk diterapkan, namun apabila tidak kuat untuk menahan serangan #simbol dikhawatirkan pertahanan akan patah.


Pertahanan juga dibangun berlandaskan atas kekuatan serangan yang dilakukan oleh kubu musuh (untuk masa-masa ini #simbol ini menjadi musuh). Semakin kuat serangan #simbol, maka harus semakin kuat pula pertahanan yang dibangun. Berbicara jujur atas nama team: hati dan pikiran, sebenarnya bagi saya sendiri #simbol ini cukup aneh untuk ditanggapi dengan terlalu serius. #simbol ini menjadi menyeramkan dan butuh pertahanan khusus dikarenakan intensitas penyerangan diam-diam yang tersamar dan terpolarisasi dengan pemikiran diri sendiri menyebabkan saya harus berkeras diri untuk membangun pertahanan sejak dini. Kali ini, tidak ada yang lebih penting untuk ditanggapi dengan serius kecuali untuk sebuah tujuan mulia yaitu memecahkan #kode. Membangun pertahanan di saat memecahkan #kode benar-benar merupakan tantangan yang sangat memacu adrenaline. J

Tidak ada komentar: