Jumat, 12 Februari 2010

Mengenal Soe Lebih Dekat (lagi...)

Mengenang kembali dahulu, gua dengan sangat mudah melangkahkan kaki gua untuk datang ke forum diskusi bareng Bang Herman Lantang. "Mengenal Lebih Dekat Gie" begitu topik diskusinya. Mantab, Gan! Salut, Salut banget gua sama teman-teman seperjuangan Soe.

Kali ini, bang Herman yang menunggu audience datang padahal dia udah bawa wartawan Antara ples nelponin cees2 seperjuangannya di Fakultas Sastra dan dengan totalnya membawa serta anaknya. Beh, mantab ni orang!

Berbeda dengan diskusi sebelumnya yang dulu juga pernah ngundang Bang Herman, diskusi kali ini tidak semembludak diskusi sebelumnya, ini karena publikasi yang sangat minim. Diskusi sebelumnya pun jauh lebih menarik karena Bang Herman menghadirkan langsung semua teman seperjuangan Soe tahun66, ada alm.Yopi Lasut, Luki, dll. Bener-bener keren! Tapi sekali lagi, ini sama sekali tidak mengurangi nilai jual diskusi sore ini tanpa kehadiran mereka.

Diskusi dimulai dengan nobar utk mengenal sosok Soe. Walaupun udah ngliat tapi tetep gak pernah bosen. Abis itu langsung lanjut diskusi. Menarik, tapi karena terbatas pada Soe dan Bang Herman dari awal bilang dia gak mau jadi "Pengasuh" gerakan mahasiswa sekarang, gua jadi urung untuk bertanya masalah gerakan mahasiswa saat ini, selain karena waktu yang sangatsangat terbatas.

Mungkin yang paling menarik sore hari ini adalah ketika Bang Herman berkaca-kaca matanya (nangis lebih tepatnya). Bang Herman emosi ketika dia inget pesan Soe. Dia bilang: Soe selalu mengingatkan teman-teman seperjuangannya untuk "KITA HARUS BERLAKU JUJUR" dan "KITA HARUS CINTA TANAH AIR"
Bgitulah Soe membakar semangat teman-temannya, dan semangat itu Bang Herman bilang sangat terasa kala mereka sedang menginjakkan kaki mereka di gunung.
LUAR BIASA!
Merinding gua dengernya. Manteb banget Soe&teman-teman seperjuangannya kala itu. Bang Herman bilang: "KAMI SELALU KOMPAK" kalo satu bergerak semua ikut bergerak! Asli, mantab banget.

Belajar dari apa yang gua dapet sore ini, gua menangkap bahwa mereka kompak karena menghilangkan kata "kepentingan" dalam perjuangan mereka. Kalo dari ceritanya Bang Herman, temen-temen perjuangan diFakultas Sastra itu kebanyakan cewek dan anak mami semua, mereka orang kaya. Tapi kalau satu gerak, gerak semua! Hemmm..kereeen! Pdhl bagi mereka yang kaya mungkin tidak perlu berpayah-payah longmarch atau tiba-tiba menjadi liar ketika nanjak gunung. Yang gua liat dari perjuangan mereka, idealisme itu harus jujur dan atas nama cinta tanah air.

Ini kali kedua gua ikut diskusi bareng Bang Herman. Tapi baru kali ini Bang Herman emosional (berkaca-kaca matanya) ketika menceritakan sahabatnya yang telah meninggalkannya 40tahun yang lalu.
Tahun66 membawa sebuah cerita tentang sebuah pergerakan mahasiswa yang jujur dan cinta tanah air. Soe dan kawan-kawan seperjuangannya tahun66 akan selalu terkenang dalam sejarah pergerakan mahasiswa. Mantabbb..

Tidak ada komentar: